Senin, 24 September 2012

6 Suku Yang Mempunyai Ilmu Sihir Terkuat


6 Suku Yang Mempunyai Ilmu Sihir Terkuat

1. Suku Gypsy

Bangsa atau kaum Gipsy merupakan bangsa yang nomaden yang artinya suka berpindah tempat, kaum gipsy ini pernah memiliki masa kelam sewaktu kepemimpinan Hitler di eropa dengan dimasukkannya kaum gipsi kedalam salah satu suku yang dianggap "berbahaya", selain orang Jews, orang Slavia dan kaum homoseksual.
Kaum ini memiliki pandangan hidup yang unik dan tersebar luas di benua benua Amerika dan Timur Tengah. Dewasa ini jumlah mereka diperkirakan mencapai lebih dari 5 juta orang yang tinggal tersebar di setiap penjuru dunia. Gipsi memiliki banyak nama lain, antara lain Gipsy, Gitanos, Tsigani, Cigany, Zigeuner, Sinti, dan rom.Gypsy Dan India Kaum ini memiliki hubungan erat dengan india bagian utara yang pernah ada 1000 tahun lalu, kelompok ini meninggalkan india dengan alasan yg kurang jelas, namun sejumlah pakar mengatakan kaum ini meninggalkan india karena konflik militer yang tak kunjung usai.menurut catatan sejarah orang-orang yang lantas dikenal dengan orang Rom ini memasuki Eropa sebelum tahun 1300 M melalui Persia dan Turki.

 
 Gypsy Yang Dikucilkan

Pada awal-awal kedatangan di Eropa hingga jangka waktu yang lama orang Rom cenderung tidak mau berbaur. Hal demikian bisa dimengerti mengingat latar belakang orang Rom yang dulunya hidup dalam masyarakat India yang terbagi dalam kasta. Cara hidup orang Rom yang mengisolasi diri dan tidak mau bergaul menimbulkan kecurigaan bagi warga asli. Tidak hanya sebatas curiga warga asli cenderung bersikap antipati. Dalam telusur sejarah telah terjadi banyak diskriminasi dan penganiayaan terhadap kaum Gipsi ini. Mereka dikucilkan dengan cara dipaksa mendirikan kemah di luar perkampungan warga asli, dilarang menimba air di perkampungan dan dilarang masuk kampung untuk berbelanja kebutuhan hidup sehari-hari.
Kecurigaan dan tuduhan-tuduhan negatif terhadap kaum Gipsi terus saja mengalir. Mereka juga dituduh sebagai kaum pencuri dan kaum penculik anak-anak. Pada masa tertentu di masa lalu etnis ini juga sering dihadapkan pada hukum yang mewajibkan mereka memasak di tempat terbuka dengan tujuan agar siapapun yang ingin tahu bisa mengecek langsung isi belanganya. Dan tidak jarang pemeriksaan dilakukan dengan cara-cara barbar dengan menumpahkan isi belanga ke tanah.Penganiayaan juga menimpa kaum Gipsi ini. Meraka diusir dari beberapa wilayah di Eropa dan selama berabad - abad diperbudak. Perbudakan terhadap etnis ini berakhir pada tahun 1860-an. Setelah itu mereka tersebar ke Eropa Barat dan Amerika.Karena jarang diterima, orang Rom tidak pernah menetap. Gaya hidup nomaden ini menghasilkan berbagai keterampilan, seperti kerajinan logam, jual beli, dan hiburan. Dengan menawarkan jasa-jasa yang dibutuhkan ini, paling tidak mereka dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Beberapa wanita Rom memanfaatkan reputasi bahwa mereka memiliki kekuatan supernatural, sering kali pura-pura memilikinya untuk tujuan komersial. Kebiasaan berpindah-pindah ini juga meminimalkan risiko pencemaran budaya atau moral akibat terlalu banyak kontak dengan gadje—bahasa Romani untuk "non-Rom". Meskipun ada orang Rom yang berpegang kukuh pada banyak tradisi, mereka sering kali memeluk agama mayoritas di daerah mereka tinggal.
Pengusiran Gypsy 

Sementara itu, prasangka menimbulkan penganiayaan. Orang Rom diusir dari beberapa bagian di Eropa. Di daerah-daerah lain, orang Rom diperbudak selama berabad-abad. Setelah perbudakan tersebut berakhir pada tahun 1860-an, orang Rom semakin tersebar, sebagian besar ke Eropa Baratdan Benua Amerika. Ke mana pun mereka pergi, mereka membawa serta bahasa, kebiasaan, dan bakat mereka.
Bahkan dalam keadaan tertindas, orang Rom kadang-kadang merasakan kepuasan hingga taraf tertentu dengan mempertunjukkan kesenian mereka. Di Spanyol, pembaruan kebudayaan Rom dengan kebudayaan lain menghasilkan musik dan tarian flamenco, sedangkan di Eropa Timur para pemusik Rom mengadopsi lagu-lagu rakyat setempat, menambahkan gaya khas mereka sendiri.Nada-nada penuh emosi dari pertunjukan musik orang Rom mempengaruhi bahkan para komponis musik klasik, termasuk Beethoven, Brahms, Dvořak, Haydn, Liszt, Mozart, Rachmaninoff, Ravel, Rossini, Saint-Saëns, dan Sarasete Dewasa ini, antara dua juta hingga lima juta orang Rom—ada yang mengatakan lebih banyak lagi—tinggal hampir setiap penjuru bumi. Kebanyakan tinggal di Eropa. Sebagian besar tidak lagi hidup berpindah-pindah, dan ada yang cukup berada. Namun, di banyak tempat, orang Rom masihtergolong miskin dan kurang beruntung, dan sering hidup dalam kondisi yang mengenaskan. Selama era Komunis di Eropa Timur, teori politik mengharuskan semua warga menikmati kehidupan yang sederhana. Berbagai pemerintah berupaya dengan beragam tingkat keberhasilan untuk mengendalikan cara hidup orang Rom yang nomaden dengan memberi mereka pekerjaan dan menempatkan mereka di perumahan pemerintah. Adakalanya ha ini cukup memperbaiki standar kesehatan dan kehidupan mereka, tetapi tidak menghapus perasaan dan pendapat negatif yang telah melekat dalam diri orang Rom dan non-Rom terhadap satu sama lain selama berabad-abad.

 Sihir :
Mungkin Lamia merupakan sihir paling buruk yang digunakan orang Gypsy. Biasanya sihir ini digunakan untuk hukuman. Cara kerjanya adalah dengan mengambil sesuatu milik kita, entah kancing, pena, dll, dan mengucapkan mantra kepada benda tersebut. Lamia va lua sufletele lor, ?i le pun în locul s?u în cazul în care sufletele nu va fi din nou reîncarnare (Lamia mengambil jiwanya setelah beberapa hari, dan membawanya ke siksaan tak berujung). Satu hal yang perlu diingat, jangan tertipu oleh dandanan mereka.

2. Suku Indian

Kisah suku Indian Amerika merupakan kisah menyedihkan dan tragis. Kisah yang terjadi di utara benua Amerika yang kini negaranya disebut Amerika Serikat sarat pelajaran. Disebutkan bagaimana para imigran Eropa saat pertama kali tiba di daratan Amerika menyebut lebih dari 20 juta warga Indian yang hidup di sana. Sementara sekarang populasi mereka tidak lebih dari 3 juta orang. Pada hakikatnya, masuknya  imigran Eropa ke benua Amerika tidak memberikan manfaat apapun kecuali kesengsaraan, penderitaan dan kehancuran. Para imgran Eropa ini datang dan menjarah benua yang baru mereka temukan lalu menjajahnya. Itulah mengapa saat terjadi konflik antara penduduk asli dengan para imigran Eropa, banyak warga pribumi yang tewas.
Berdasarkan dokumen-dokumen sejarah, penduduk pribumi Amerika menyambut baik dan hangat kedatangan para imigran Eropa. Suku-suku Indian tidak pernah mengetahui betapa orang-orang Eropa selama ribuan tahun berperang di antara mereka. Oleh karenanya, saat bertemu mereka dengan senang hati dan pikiran terbuka menghadapi para imigran Eropa ini. Di sisi lain, para imigran Eropa pada mulanya berdagang dengan penduduk pribumi demi meraih keuntungan. Mereka menjual barang dagangannya seperti alat-alat rumah tangga dari tembaga, kaca berwarna dan perhiasan kepada warga Indian. Sebaliknya, penduduk pribumi menjual kulit dan hasil-hasil pertanian mereka kepada para imigran Eropa. Hubungan dagang yang tercipta ini lebih banyak terjadi di kawasan utara benua Amerika yang nantinya menjadi negara Amerika Serikat dan Kanada.
Dalam hubungan dagang ini suku Indian menjadi tuan rumah dan melayani tamunya dengan baik. Sejarah Amerika mencatat pelayanan baik suku Indian terhadap para imigran Eropa. Sebagai contoh, tahun pertama tibanya para imigran Inggris di tanah air baru bersamaan dengan musim dingin. Imigran Inggris menghadapi masalah kekurangan bahan makanan. Sedemikian sedikitnya makanan yang tersisa dan tidak cukup bagi puluhan warga Inggris, sampai-sampai sebagian dari mereka memakan daging orang yang telah meninggal demi menyelamatkan dirinya.
Dalam kondisi sulit seperti itu, warga Indian yang ada di dekat daerah tempat tinggal mereka tiba dan membawakan makanan dan pakaian hangat. Bantuan yang diberikan oleh warga Indian ini telah mengubah jalannya sejarah. Sebagian sejarawan berkeyakinan bila seluruh imigran Inggris itu tewas akibat diserang hawa musim dingin, imperium Inggris tidak akan pernah terbentuk di benua Amerika. Warga Inggris yang selamat dari kematian beberapa waktu setelah itu justru menembak dan membunuh tuah rumah yang telah berbelas kasih menolong mereka. Tidak cukup warga Indian yang membantu mereka, tapi para imigran Inggris ini membantai jutaan warga Indian lainnya. Kini hari dimana para imigran Inggris selamat dari musim dingin waktu itu dirayakan sebagai Hari Terima Kasih di Amerika dan Kanada. Padahal, hari itu juga dimulainya periode pembantaian massal warga Indian.
Dokumen-dokumen sejarah menunjukkan tragedy kemanusiaan yang terjadi di bagian tengah dan selatan benua Amerika lebih ketimbang yang dilakukan para imigran Eropa di utara benua ini. Hal ini dikarenakan warga pribumi benua Amerika terkonsentrasi di tengah dan selatan. Sementara mereka hidup di bagian utara benua ini secara terpencar dan nomaden. Di daerah Meksiko dan Peru saat ini banyak kota yang maju dan kaya. Para imigran Spanyol yang menjadi imigran Eropa pertama yang tiba di benua Eropa langsung menuju bagian tengah dan selatan benua Amerika.
Pada tahun 1518, imperium Spanyol mengirimkan seorang komandan paling haus darahnya ke benua Amerika untuk menemukan daerah baru. Herman Cortes bersama 600 tentara tiba di tepi pantai daerah yang kemudian disebut Meksiko. Dengan cepat Cortes bersama tentaranya bergerak menuju ibukota imperium Aztec dan dalam perang yang tidak adil mereka berhasil mengalahkan suku Aztec. Cortes berhasil menangkap kaisar Aztec dan meminta penduduk agar memenuhi sebuah ruangan dengan emas bila ingin kaisar mereka hidup. Suku Aztec tidak tahu kalau besi berwana kuning sebagai barang yang berharga. Oleh karenanya, mereka menyerahkan semua persediaan emas tanpa ada perasaan apapun dengan harapan para imigran Spanyol ini segera kembali ke negaranya.
Namun gundukan tinggi dari emas itu telah membutakan para imigran Spanyol. Apa yang disaksikannya membuat mereka semakin rakus. Pembantaian penduduk asli dimulai berbarengan dengan aksi mereka membawa emas yang tak terkira banyaknya itu ke Eropa. Sejak itu pula setiap orang yang suka berpetualang, pencuri, dan bahkan para pelaku kriminal berusaha untuk dapat pergi ke daerah yang baru ditemukan dengan harapan dapat mengubah nasib. Selama seratus tahun, jutaan warga pribumi dibantai dan kota-kota yang maju di tengah dan selatan benua Amerika dijadikan kawasan seperti kawasan warisan sejarah ribuan tahun. Eropa dengan kekayaan yang berhasil mereka jarah di Amerika akhirnya mampu menyelamatkan diri mereka dari kemiskinan, kebodohan dan perang saudara. Fondasi Revolusi Industri yang mereka bangun berasal dari darah jutaan warga pribumi Amerika.
Suku Indian saat menerima imigran Eropa pertama yang datang ke tanah airnya menerima mereka dengan cara yang sangat baik. Bahkan berlanjutnya kehidupan para imigran Inggris di kawasan New England di Timur Laut Amerika berutang pada pertolongan suku Indian. Namun bertentangan dengan yang diharapkan oleh suku Indian, para imigran Eropa tidak datang hanya untuk berdagang, tapi diikuti oleh kerakusan dan penjarahan. Perang tidak terelakkan ketika para imigran Eropa memutuskan ingin bertani di tanah suku Indian atau memasuki daerah perburuan mereka. Para imigran Eropa memiliki senjata api dan dalam waktu yang singkat mereka dapat membantai ratusan warga Indian yang hanya bersenjatakan panah dan kampak.
Di sisi lain, warga Indian tidak tinggal diam atas perilaku para imigran Eropa terhadap mereka. Mereka bangkit melawan dan membalas serangan para imigran Eropa. Sikap keras yang ditunjukkan sebagian suku Indian membuat para imigran Eropa mulai ketakutan yang dampaknya adalah mereka menggunakan cara-cara kekerasan yang lebih sadis. Pada hakikatnya, kondisi yang terjadi di antara mereka adalah kekerasan, sehingga setiap pihak yang ada berusahan membunuh warga pihak lain lebih banyak. Perang panjang akhirnya memaksa suku Indian mundur dari tanah airnya yang berujung pada semakin banyaknya tanah mereka yang dikuasai para imigran Eropa. Padang rumput suku Indian musnah akibat perburuan hewan yang tidak terkendali. Perlahan-lahan penduduk pribumi Amerika mulai terancam kepunahan.
Selama 300 tahun terakhir, telah ditandatangani banyak perjanjian antara suku Indian dan para pendatang Eropa. Sejak pembentukan negara Amerika 230 tahun lalu, proses penandatangani perjanjjian semakin dipercepat. Pasca perang berdarah antara suku Indian dan para pendatang kulit putih, pasti dilakukan sebuah penandatangan perjanjian yang isinya penduduk asli harus menyerahkan sebagian dari tanahnya kepada para pendatang. Sebaliknya, pendatang kulit putih berjanji tidak akan meluaskan daerah kekuasaannya lagi. Tapi semua janji ini tidak pernah dilaksanakan. Para imigran kulit putih senantiasa mencari alasan untuk kembali menciptakan perang. Bahkan hanya dikarenakan lewatnya hewan milik warga suku Indian di ladang para pendatang kulit putih, segalanya berubah menjadi perang.
Senjata ampuh yang digunakan pendatang kulit putih untuk melemahkan suku Indian adalah mengobarkan perselisihan yang terjadi di antara suku-suku Indian. Mereka selalu memprovokasi satu suku agar menyerang suku Indian lainnya. Dengan demikian dalam proses pemusnahan suku Indian menjadi lebih cepat tanpa jatuh banyak korban di kalangan pendatang kulit putih. Tidak hanya itu, dengan memprovokasi satu suku Indian untuk menyerang suku yang lain, para pendatang kulit putih juga turut berperang dan merusak perjanjian yang telah ditandatangani.
Perluasan Amerika dari tepi pantai Samudera Atlantik hingga pinggiran Lautan Teduh selalu diikuti dengan mundurnya suku Indian dari tanah airnya. Masalah ekonomi dan social telah membanjiri benua Amerika dengan para imigran Eropa. Setelah berhenti sebentar di tepi pantai, para pendatang Eropa kemudian bergerak menuju pendalaman dan membangun kota-kota baru. Pembuatan rel kereta api di seluruh Amerika semakin mempercepat proses imigrasi ke Amerika dan perlahan-lahan suku Indian mundur dan mendiami kawasan keras dan kering. Hingga akhir abad ke-19, perluasan Amerika mencapai puncaknya dan seluruh tanah air suku Indian telah dikuasai oleh mereka. Selama ini, para pendatang kulit putih dengan membuat perjanjian tidak adil telah membatasi tempat tinggal warga Indian di kamp-kamp penampungan.

 Sihir :
Sihir terjahat masyarakat pedalaman Amerika ini adalah Na Munda. Ini berbeda dengan voodoo yang ada di Haiti. Biasanya suku Indian melakukan sihir ini dengan memanggil arwah dengan menggunakan badan mereka dengan nyanyian atau mantra dan tarian-tarian khusus. Sihir ini akan menyebabkan kematian tanpa bekas. Belakangan ini sihir ini juga digunakan untuk menyembuhkan dan peramalan.

 3. Bulgarian Mystery

 Bulgarian Mystery merupakan kumpulan orang dari Bulgaria yang memiliki sihir tingkat tinggi jarak jauh. Sihir ini digunakan untuk perebutan wilayah pada zaman pembagian daerah di Eropa Timur.

 Sihir :
Sihir paling mengerikan masyarakat Bulgaria adalah nyanyian. Malka Moma yang dinyanyikan dengan nada tinggi merupakan sihir yang unik dan berbeda dari suku lainnya. Tetapi, sekarang sihir ini sudah tidak ada lagi. Sekarang sudah dijadikan budaya masyarakat Bulgaria dalam menyanyi, karna sihir ini termaksud sihir nyanyian yang indah.

 4. Kiyuku

 Kiyuku adalah nama dari sebuah suku di Afrika, merupakan pecahan dari Murci dan Dassanech. Kiyuku mencari tempat dengan cara berpindah-pindah dari kawasan Africa sampai ke Ethiopia.

Sihir :
Sihir yang dimiliki adalah Kiyuku Dancer atau tarian Kiyuku. Masyarakat setempat sendiri belum mengetauhi dengan jelas apa yang dimaksud dengan tarian tersebut. Ada yang bilang menurunkan hujan, Santet, bahkan ada beberapa yang mengatakan orang-orang ini dapat mengubah gurun menjadi salju.

 5. Mayan

 Mayan merupakan kumpulan orang-orang luar biasa yang berada di pedalaman hutan Mexico dan Guatemala. Merupakan suku yang paling modern pada zaman tersebut karena sudah dapat menghitung kalender bintang, dan merupakan ahli matematika.

Sihir :
Jangan berpikir bahwa Maya hanya suku yang mempunyai kemampuan berhitung saja, Toltec adalah nama, atau julukan kepada tertua Maya, atau bisa disebut orang bijak. Mereka memiliki kemampuan dapat memanggil hujan, kekuatan dalam perang, dan memunculkan matahari dengan melakukan sesembahan berupa jantung manusia yang tidak lain berasal dari suku mereka atau musuh. Suku inilah yang memerangi bangsa Indian.

 6. Maasai

 Maasai merupakan suku yang berasal dari Kenya. Arrogant, Fearless, dan Free, merupakan julukan yang cocok bagi mereka. Selama 100 tahun, Maasai tidak mengambil atau terpaku kepada aturan, damai dalam berperang, Uang untuk hidup, dsb.

Sihir :
Maasai tidak berdasarkan kepada sihir dan guna-guna. Mereka cenderung berdoa dan memiliki dewa yang bernama Enkai. Tidak heran kenapa suku Maasai dinamakan “Warriors”. Konon dengan bantuan dari Enkai, mereka dapat berlari secepat singa dan juga menjadi kebal..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar