Peluang Ludah Menjadi
Obat Luka
Mengoleskan ludah begitu ada
bagian tubuh terluka ternyata bukan sekedar perilaku primitif yang diwariskan
oleh orang-orang tua kita dulu. Baru-baru ini para peneliti dari Belanda
mengidentifikasi satu zat dalam air ludah manusia yang bisa mempercepat penyembuhan
luka. Mereka melaporkan hal ini pada The Journal of Federation of American
Societies for Experimental Biology (FASEB) pada tahun lalu.
Tim peneliti tersebut, seperti
dilansir Xinhua, menemukan histatin yakni protein kecil dalam air ludah yang
sebelumnya hanya diyakini membunuh bakteri kini berkhasiat menyembuhkan luka.
Temuan ini memunculkan harapan bagi mereka yang menderit a luka kronis yang
berkaitan dengan diabetes dan gangguan penyakit lain, serta luka traumatis dan
luka bakar. Kabar baiknya, karena zat penyembuh tersebut bisa diproduksi secara
massal, maka berpeluang menjadi obat sebagaimana halnya krim abtibiotik dan
alkohol gosok.
“Kami berharap temuan ini pada
akhirnya bermanfaat bagi orang yang menderita luka yang tak kunjung sembuh,
seperti borok di kaki dan luka akibat diabetes, serta bagi perawatan luka yang
mengakibatkan trauma seperti luka bakar,” kata Menno Oudhoff, penulis laporan
ilmiah tersebut.
“Kajian ini bukan hanya menjawab
pertanyaan biologi mengapa hewan sering menjilati luka mereka,” kata Gerald
Weissmann, Pemimpin Redaksi Jurnal FASEB.” Itu juga menjelaskan mengapa luka di
mulut, seperti luka setelah pencabutan gigi, sembuh jauh lebih cepat
dibandingkan dengan luka pada kulit dan tulang. Itu juga mengarahkan kita untuk
mulai memandang air ludah sebagai suatu sumber bagi obat baru,” katanya.
Menurut Wikipedia, ludah atau
liur atau saliva adalah cairan bening yang dihasilkan dalam mulut manusia dan
beberapa jenis hewan. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar ludah ini mengandung
: elektrolit (natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, bikarbonat, dan
fosfat). Juga mengandung mukosa yang utamanya adalah mukopolisakarida dan
glikoprotein. Selain itu, ada senyawa antibakteri (tiosianat, hidrogen,
peroksida, dan immunoglobulin A). Kandungan yang lain adalah enzim yang di
antaranya alfa-amilase, lisozim, lipase lidah.
Manusia mengeluarkan sekitar 700 ml ludah setiap hari yang juga
mengandung fosfatase asam ludah A+B, N-asetilmuramil-L-alanin amidase,
dehidrogenase-quinone, laktoperoksidase ludah, superoksida dismutase, glutation
transferase, dehidrogenase aldehid kelas 3, glukosa-6-fosfat isomerase, dan
kallikrein jaringan.
Jadi, walaupun ludah berbau tidak
sedap ternyata menyimpan khasiat sebagai obat karena kaya kandungan senyawanya
yang berkhasiat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar