Kamis, 03 Mei 2012

Peluang Ludah Menjadi Obat Luka


Peluang Ludah Menjadi Obat Luka
     Mengoleskan ludah begitu ada bagian tubuh terluka ternyata bukan sekedar perilaku primitif yang diwariskan oleh orang-orang tua kita dulu. Baru-baru ini para peneliti dari Belanda mengidentifikasi satu zat dalam air ludah manusia yang bisa mempercepat penyembuhan luka. Mereka melaporkan hal ini pada The Journal of Federation of American Societies for Experimental Biology (FASEB) pada tahun lalu.
    Tim peneliti tersebut, seperti dilansir Xinhua, menemukan histatin yakni protein kecil dalam air ludah yang sebelumnya hanya diyakini membunuh bakteri kini berkhasiat menyembuhkan luka. Temuan ini memunculkan harapan bagi mereka yang menderit a luka kronis yang berkaitan dengan diabetes dan gangguan penyakit lain, serta luka traumatis dan luka bakar. Kabar baiknya, karena zat penyembuh tersebut bisa diproduksi secara massal, maka berpeluang menjadi obat sebagaimana halnya krim abtibiotik dan alkohol gosok.
     “Kami berharap temuan ini pada akhirnya bermanfaat bagi orang yang menderita luka yang tak kunjung sembuh, seperti borok di kaki dan luka akibat diabetes, serta bagi perawatan luka yang mengakibatkan trauma seperti luka bakar,” kata Menno Oudhoff, penulis laporan ilmiah tersebut.
    “Kajian ini bukan hanya menjawab pertanyaan biologi mengapa hewan sering menjilati luka mereka,” kata Gerald Weissmann, Pemimpin Redaksi Jurnal FASEB.” Itu juga menjelaskan mengapa luka di mulut, seperti luka setelah pencabutan gigi, sembuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan luka pada kulit dan tulang. Itu juga mengarahkan kita untuk mulai memandang air ludah sebagai suatu sumber bagi obat baru,” katanya.
     Menurut Wikipedia, ludah atau liur atau saliva adalah cairan bening yang dihasilkan dalam mulut manusia dan beberapa jenis hewan. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar ludah ini mengandung : elektrolit (natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, bikarbonat, dan fosfat). Juga mengandung mukosa yang utamanya adalah mukopolisakarida dan glikoprotein. Selain itu, ada senyawa antibakteri (tiosianat, hidrogen, peroksida, dan immunoglobulin A). Kandungan yang lain adalah enzim yang di antaranya alfa-amilase, lisozim, lipase lidah.
     Manusia mengeluarkan sekitar 700 ml ludah setiap hari yang juga mengandung fosfatase asam ludah A+B, N-asetilmuramil-L-alanin amidase, dehidrogenase-quinone, laktoperoksidase ludah, superoksida dismutase, glutation transferase, dehidrogenase aldehid kelas 3, glukosa-6-fosfat isomerase, dan kallikrein jaringan.
     Jadi, walaupun ludah berbau tidak sedap ternyata menyimpan khasiat sebagai obat karena kaya kandungan senyawanya yang berkhasiat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar